Minggu, 09 Juni 2013

Pembibitan Aren Kelompok Tani "Wana Asri" Tomohon










Rabu, 17 April 2013

Musyawarah Daerah IPKINDO DPD Kota Tomohon


                                                                                                              

Rabu, 6 Februari 2013 bertempat di ruang rapat Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tomohon dilaksanakan Musyawarah Daerah Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia (IPKINDO)  Dewan Pengurus Daerah Kota Tomohon. Musyawah di hadiri 30 personil terdiri dari unsur Penyuluh Kehutanan PNS, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM). 
 Adapun agenda pembahasan adalah Evaluasi kegiatan selang Tahun 2007 sampai dengan tahun 20012, Menyusun Program  Kegiatan IPKINDO DPD Kota Tomohon  serta Pemilihan Pengurus IPKINDO DPD Kota Tomohon periode 2013 - 2018.


Kamis, 17 Januari 2013



PETANI  KAB. GARUT KUNJUNGI KOTA TOMOHON
Pengolahan dan Budidaya  Aren jadi sasaran kunjungan

P
engolahan dan teknik budidaya Tanaman Aren di kota Tomohon memang menjadi daya tarik tersendiri sebagai objek pembelajaran dari berbagai  daerah di Indonesia. Buktinya Rabu, 16 Januari 2013 rombongan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari Unsur Dinas Perkebunan, kelompok Tani Aren dan kelompok pengolahan aren meninjau langsung pengolahan gula aren secara tradisional dan teknik budidaya di Kota Tomohon.
Sebelum menuju lokasi potensi aren,  rombongan berjumlah 18 personil  di terima di kantor Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tomohon langsung berdialog dengan Kelompok Jabatan Fungsional BP4K Kota Tomohon. Ketua Kontingen Y. SOFYAN HAMIDIAN dari Dinas Perkebunan Kab. Garut mengawali dialog menyatakan bahwa tujuan kedatangan di Kota Tomohon karena kota Tomohon di kenal dengan potensi dan pengolahan aren serta teknik budidaya tanaman aren sehingga tertarik ingin belajar bagaimana penguatan kelembagaan petani aren,  Pengolahan dan Pemasaran produksi serta Teknik budidaya Tanaman aren. Dialog di fasilitasi oleh KJF BP4K Kota Tomohon masing-masing  HEYBERT ERING, SP (Koordinator) EMOR TULUNG,SP (Sekretaris). ISRAEL TIOW. SP, (anggota) FRANSYE NGANTUNG. SP (anggota), CAROLINA MAWUNTU,SP (anggota), HARRY KAUNANG,SP.(anggota)
 
Selesainya dialog rombongan   menuju ke lokasi pengolahan gula aren tradisional di perkebunan Pulisan Kelurahan Pinaras Kecamatan Tomohon Selatan. Rombongan dapat melihat langsung prosesing pembuatan gula semut dari pemasakan nira sampai pada terbentuknya gula semut (palm suger). Peserta sangat terkesan dengan prosesing gula semut yang sangat sederhana yang dikerejakan oleh Bapak JEMMY ERING petani pengrajin aren.  
 
Selanjutnya rombongan menuju lokasi pembibitan aren dan di terima oleh JANTJE MAMOTO selaku ketua kelompok tani Wana Asri kelurahan Walian Satu Kecamatan Tomohon Selatan. Penyuluh Kehutanan HARRY KAUNANG,SP dan JAFFRAY  MONINGKA selaku penyuluh  pendamping kelompok Tani aren, memberikan penjelasan teknis pembibitan aren mulai dari pengumpuilan benih sampai pada bibit anakan yang siap tanam di lapangan. Sebagai souvenir rombongan juga membawa beberapa anakan aren nantinya akan di tanamam di Kab. Garut. Infoerick
 
Rabu, 09 Januari 2013

SERAH TERIMA JABATAN BP4K TOMOHON


P

ada hari Selasa, 8 Januari 2013, bertempat di kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) alamat jalan Perlombaan Kakaskasen Tiga Kota Tomohon, telah dilaksanakan acara serah terima jabatan Kepala   BP4K kota Tomohon dari pejabat lama Drs. EDDY J. TURANG, MM kepada pejabat baru Ir. JANTJE ERING. Acara serah terima dilaksanakan secara sederhana yang di hadiri seluruh staf dan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ini di awali dengan    ibadah yang di pimpin oleh Pdt. Franky Tinungky, STh.
 Drs. Eddy Turang, MM saat ini percayakan sebagai kepada Badan Penanggulangan Bencana  Kota Tomohon telah mengabdi dan telah berbuat  selama kurang lebih 2 tahun yang pada waktu itu sesuai momenklatur di sebut Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4KKP). Disadari masih terdapat program yang belum terlaksana secara maksimal tentunya diharapkan dapat dilanjutkan   oleh pejabat yang baru.  Momenklatur yang baru telah terjadi pemisahan antara BP4K dan   Badan Ketahanan Pangan.  .
 Ir. Jantje Ering Kepala BP4K yang baru sebelumnya pernah menjabat sebagai staf ahli Walikota Tomohon, Kepala dinas Tenaga Kerja dan berbagai pengalaman jabatan lainnya, dalam sambutan menyatakan ucapan terima kasih atas kepercayaan pemerintah kota Tomohon melalui Walikota Kota Tomohon untuk memimpin BP4K ini. Harapan dukungan, topangan bantuan semua pihak untuk melaksanakan program-program di BP4K ini. 
 Penandatangan berita acara serah terima jabatan disaksikan oleh JAN PANGEMANAN,SP selaku Sekretaris BP4K yang baru.infoerick



Kamis, 20 Desember 2012
Idealnya, Penyuluh Kehutanan 21.000 Orang
Post Info Tuesday, December 4th, 2012 13:54 by redaksi Print Print this page
Penyuluh kehutanan di lapangan sangat berperan dan berfungsi sebagai pembina masyarakat dan pelaksana kegiatan tanam menanam. “Mereka jadi pendamping masyarakat atau kelompok tani hutan sebagai pelaku utama dalam kegiatan pembangunan kehutanan yang berbasis masyarakat (community base development),” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Sumber daya Manusia (SDM) Kehutanan, Kementerian Kehutanan, Dr Ir Tachrir Fathoni.
Sebagai pendamping, maka peran penyuluh pun sangat krusial. Pasalnya, pembangunan hutan berbasis masyarakat itu sendiri sangat beragam, seperti hutan kemasyarakatan (HKm), hutan desa (HD), hutan tanaman rakyat (HTR), dan hutan rakyat kemitraan (HRK). Belum lagi model desa konservasi (MDK), kebun bibit rakyat (KBR), rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) daerah aliran sungai (DAS) prioritas, peningkatan usaha produktif kehutanan, serta penciptaan nilai tambah hasil hutan oleh kelompok tani. “Yang tak kalah penting memberikan informasi mengenai akses pasar, akses teknologi, akses modal dan lain-lain,” tambah sarjana Kehutanan UGM yang menyelesaikan doktornya di University of Edinburgh, Inggris ini.
Menyinggung soal penyuluh dan SDM kehutanan menghadapi persaingan global, ayah 2 putra dan 1 putri ini menegaskan, di bawah kepemimpinan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dirinya diberi tugas untuk menggenjot dan meningkatkan agar SDM kehutanan profesional dalam memelihara dan memanfaatakan sumber daya hutan (SDH) secara berkelanjutan.
“Intinya, agar SDM kehutanan mampu menicptakan nilai tambah dari hasil hutan sehingga bisa merebut pangsa pasar global,” imbuh mantan Kabalitbang Kehutanan ini.
Disadarinya, kemajuan dan kesejahteraan bangsa bisa terwujud bukan semata keunggulan sumber daya alam (SDA), namun harus didukung SDM yang memadai. Untuk itu, kompetensi dan profesionalitas seluruh SDM kehutanan sudah jadi tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, kata mantan Kapus Humas/Seditjen PHKA, Kementerian Kehutanan.  Berikut cuplikan wawancara dengan pria kelahiran 1956 di Boyolali, Jateng yang kerap disapa Pak Ustadz tersebut:
Apa problem yang dihadapi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan sebagai badan atau setingkat direktorat  jenderal — eselon I — yang masih seumur jagung (3 tahun)?
Terus terang, kita sudah jauh melangkah sejak lahirnya UU No.16 tahun 2006 tentang Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan. Sesuai amanat UU itu, di Kemenhut juga sudah dibentuk Badan Penyuluhan dan SDM yang dipimpin pejabat eselon I. Problemnya memang masih ada, misalnya soal kelembagaan penyuluhan di daerah yang belum mantap, tatahubungan kerja juga belum terbangun serta jumlah penyuluh kehutanan sendiri belum memadai dalam sisi kuantitas maupun kualitas.
Lalu, bagaimana mengenai pembiayaan?
Karena kelembagaannya belum mantap dan tatakerjanya belum terjalin dengan bagus — belum lagi dukungan pemerintah provinsi, kabupaten/kota dalam soal pembiayaan penyuluhan pun sangat kecil — maka soal pembiayaan juga belum lancar.  Apalagi , sumber pembiayaan seperti bantuan donor belum tergarap. Alokasi untuk dana alokasi khusus (DAK) kehutanan sebesar 5% untuk fasilitas sarana dan prasarana penyuluh pun juga belum sepenuhnya direalisir sesuai Permenhut tentang DAK Kehutanan sehingga persoalan biaya jadi problem tersendiri.
Tatahubungan kerja penyuluh kehutanan di daerah selama ini sebenarnya seperti apa?
Kelembagaan dan tatahubungan kerja (Tahubja) penyuluh kehutanan di sebagian provinsi, kabupaten/kota memang belum sesuai dengan UU No.16 tahun 2006. Koordinasi antara instansi yang terkait tampaknya masih sulit dilakukan. Penetapan wilayah kerja penyuluh juga bervariasi dan penyuluh kehutanan seringkali diperankan sebagai penyuluh di luar kehutanan.
Malah, di berbagai daerah, penyuluh kehutanan kurang didayagunakan sebagai tenaga pendamping dalam kegiatan pembangunan kehutanan di lapangan. Masalah lain, pemahaman pentingnya kelembagaan kelompok dan peran penyuluh dalam pemberdayan masih rendah.
Kabarnya di sejumlah daerah belum memiliki penyuluh kehutanan?
Berbicara mengenai pengembangan SDM penyuluh kehutanan yang menangani koordinasi penyuluh di provinsi, terus terang saya melihat banyak yang belum memiliki tenaga penyuluh kehutanan atau SDM yang paham tentang kehutanan. Apalagi dengan jumlah penyuluh yang belum memenuhi harapan serta banyak penyuluh kehutanan yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) dasar penyuluhan dan Diklat penjenjangan, perpanjangan usia pensiun 60 tahun seperti yang diatur dalam Perpres 55/2010, di mana oleh bupati/walikota masih belum dioptimalkan.
Belum lama ini rapat koordinator penyuluhan digelar di Jakarta. Selain Menhut Zulkifli Hasan, hadir Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana dan sejumlah pejabat penting yang terkait dengan penyuluhan kehutanan. Begitu penting pejabat yang diundang terhadap mengisi kekurangan atau kelemahan dalam penyuluhan kehutanan ke depan?
Sangat penting, memang. justru Rakor dilakukan untuk memecahkan semua pemasalahan, kendala serta problem yang dihadapi penyuluhan kehutanan sekarang ini. Karena itu diundang para gunernur, bupati/walikota dan kepala dinas kehutanan seluruh Indonesia. Dan Alhamdulilah banyak yang hadir, termasuk nara sumber penting yang memang terkait dengan peningkatan peyuluhan kehutanan. Jika mereka sudah mengetahui kelemahan dan kekurangannya, maka tinggal langkah perbaikannya.
Anda tadi bilang jumlah penyuluh kehutanan sedikit, berapa sih kebutuhan idealnya?
Memang jumlah penyuluh kehutanan dari unsur pegawai negeri sipil (PNS) masih relatif kecil. Baru mencapai 4.056 orang. Tenaga penyuluh kehutanan swadaya masyarakat sudah 2.505 orang. Sementara itu kebutuhan idealnya untuk seluruh Indonesia seharusnya 21.000 penyuluh kehutanan. Jadi, masih banyak kurangnya karena baru terpenuhi kurang 20% saja.
Kabarnya, saat ketemu Menteri PPN pada acara Rakor Penyuluhan, Anda membisikkan minta dukungan tambahan penyuluh kehutanan?
Hehehe… Saya sebenarnya minta tambahan 5.000 penyuluh lagi sampai tahun 2014 nanti.  Itu sebabnya kami terus melakukan penggalangan mencari dukungan dari luar instansi kehutanan yang punya kaitan dengan kegiatan penyuluhan.
Tadi Anda menyebutkan tatahubungan kelembagaan penyuluhan masih lemah, tapi Menteri Kehutanan memberikan penghargaan kepada empat gubernur, apa pertimbangannya?
Betul sekali. Pak Menteri Zulkifli Hasan memberikan penghargaan terhadap empat gubernur masing-masing Gubernur Lampung, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Selawesi Selatan, dan Gubernur Kalimantan Timur. Empat gubernur tersebut mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap penyuluh kehutanan. Jadi, mereka memang pantas diberi penghargaan. AI
Senin, 17 Desember 2012

Tomohon Menanam

 
S
ehubungan dengan pelaksanaan kegiatan Gerakan Tomohon Hijau dan Gerakan Perempuan Tanam & Pelihara Pohon serta menunjang gerakan Penanaman Satu Milyar pohon Indonesia Tahun 2012 di Kota Tomohon, Jumat, 14 Desember 2012, berlokasi  di Hutan Kota Bumi perkemahan  Kota Tomohon  dilaksanakan Gerakan Menanam pohon. Kegiatan ini di gelar oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Tomohon dihadiri oleh Walikota Tomohon JIMMY EMAN, SE,AK sekaligus membacakan sambutan Menteri Kehutanan RI.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Ir. CORRY CAROLES, melaporkan bahwa jumlah bibit pohon yang akan di tanam di lokasi Hutan kota Bumi Perkemahan berjumlah 200 pohon yang terdiri dari jenis Cempaka, Wasian, Jabon dan lain-lain,  selanjutnya akan di ikuti penanaman di lokasi pegunungan  bernama “Totondong”   Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara. 

Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolres Tomohon, Dandim Minahasa, Jajaran Pemerintah Kota Tomohon, Kelompok Tani, Pramuka, KNPI, LSM serta Penyuluh Kehutanan Kota Tomohon. Infoerick


BERITA

TEKNOLOGI

GALERI. Diberdayakan oleh Blogger.